Operasi Skoliosis

Operasi skoliosis

Figure 4
Figure 4

Operasi merupakan pilihan tata laksana untuk mengkoreksi lengkungan pada tulang belakang yang sudah matur yang lebih dari 45-50 derajat untuk lengkungan yang tidak respon terhadap pemakaian brace dan bertambah besar di atas 45-50 derajat. Operasi juga bisa direkomendasikan untuk pasien-pasien belum matur secara skeletal yang memiliki lengkungan melebihi 40 derajat.

Terdapat dua buah tujuan untuk operasi skoliosis: menghentikan lengkungan supaya tidak bertambah parah dan mengkoreksi deformitas tulang belakang.

Apakah operasi skoliosis itu?

Operasi, terutama fusi tulang belakang, direkomendasikan untuk lengkungan yang parah dan untuk lengkungan yang tidak respon terhadap intervensi non operatif. Fusi tulang belakang merupakan tindakan meletakkan material cangkok di antara ruas tulang belakang untuk merangsang penyatuan ruas-ruas tulang tersebut. Tulang cangkok biasanya diperoleh dari tulang pasien itu sendiri seperti prosesus spinosus (tonjolan tulang) dari tulang belakang , tulang iga dan/atau pelvis. Tulang iga diambil untuk dua tujuan, pertama untuk mendapatkan material cangkok yang cukup, dan kedua untuk membantu mengurangi tonjolan tulang iga dan bahu. Sekarang ini, spesialis tulang belakang juga akan menambahkan tulang donor dari orang lain untuk meningkatkan peluang penyembuhan tulang.

Instrumentasi, seperti sekrup, rod dan konektor, ditanamkan pada tulang yang diobati. Instrumentasi mempunyai peranan yang penting karena menciptakan “gips internal” untuk menyokong struktur tulang belakang dan mengalihkan tekanan dengan semestinya sepanjang tulang belakang selama proses penyembuhan dan penyatuan tulang.

Pada akhirnya, tujuan dari operasi ini adalah untuk menghentikan perkembangan dari lengkungan dan mengurangi deformitas tulang belakang, sampai batas tertentu, mengembalikan stabilitas dan kesegarisan tulang belakang yang sesuai.

Pendekatan operasi yang paling umum adalah dari belakang atau dinamakan posterior approach. Pendekatan ini bisa digunakan untuk menangani semua tipe skoliosis. Kadang-kadang, pendekatan lain dari samping bisa diperlukan bila skoliosis tersebut sangat besar dan lengkungannya sangat kaku. Pendekatan dari samping biasanya dilakukan terlebih dahulu, diikuti dengan pendekatan dari belakang. Untuk operasi yang melibatkan pendekatan dari belakang, tidak diperlukan pemakaian brace setelah operasi pada kebanyakan kasus.

Figure 5
Figure 5

Kadang-kadang, untuk skoliosis tertentu yang berbentuk C (lengkungan tunggal), spesialis tulang belakang bisa memutuskan untuk melakukan pendekatan dari samping, yang dinamakan dengan anterior approach. Pemakaian brace mungkin diperlukan untuk kasus-kasus ini setelah operasi untuk jangka waktu 3-4 bulan.

Pada pasien yang sangat muda dengan skoliosis yang berat, fusi sebaiknya ditunda hingga mereka lebih matang dalam hal pertumbuhan tulang. Karena itu operasi non-fusi sebaiknya dilakukan terlebih dahulu untuk menghentikan perkembangan skoliosis tersebut. Fusi tulang belakang yang defenitif dapat dilakukan ketika anak tersebut mencapai usia remaja dan mencapai tinggi yang cukup.

Contoh dari operasi non-fusi yang dilakukan antara lain VEPTR (vertical expandable prosthetic titanium rib), growing rod (metode satu atau dua rod) dan prosedur SHILLA.

Keamanan dalam operasi skoliosis

Pemantauan korda spinal dan saraf spinal sangat penting dalam menjaga keamanan dalam operasi skoliosis. Pemantauan seperti ini mengurangi insiden hasil operasi yang buruk sebesar 50-60%. Pemantauan mencakup meletakkan sensor pada tubuh pasien yang memantau perubahan pada sinyal elektriknya. Ketika dilakukan oleh ahli yang terlatih, pemantauan ini bisa mendeteksi perubahan fungsi di otak, korda spinal dan saraf perifer sebelum terdapat kerusakan yang permanen.

Bila dilakukan dengan benar, pemantauan saraf selama operasi dapat memandu dokter bedah dalam melakukan operasi yang mulus dan aman. Pemantauan ini akan memperingatkan dia akan adanya saraf yang terangsang. Pemantauan ini dapat memperlihatkan kerusakan atau stres pada saraf dan bahkan menunjukkan lokasi dari iritasi tersebut.

Navigasi surgikal

Figure 6
Figure 6

Navigasi surgikal memungkinkan spesialis tulang belakang untuk melihat prosedur yang dikerjakan sebagaimana dilakukan secara nyata. Konsep dibalik navigasi ini sama dengan konsep dari Global Positioning System (GPS). Navigasi ini memberikan visualisasi gambar pada dokter bedah selama operasi.

Figure 7
Figure 7

PediGuard merupakan alat deteksi real-time untuk mengetahui kemungkinan penetrasi keluar dari pedikel tulang belakang. Pedikel merupakan struktur tulang belakang di mana sekrup ditanam. PediGuard merupakan instrumen yang digunakan untuk mengebor yang secara konstan memantau konduktivitas elektrik dari jaringan yang berada di ujung dari alat tersebut sepanjang proses pengeboran. Alat tersebut mengukur dan menerjemahkan konduktivitas elektrik tersebut ke dalam bentuk gambar dan suara, dan memungkinkan dokter bedah untuk mengetahui apakah ujung dari alat tersebut bersentuhan dengan tulang atau tidak.

Mencari Spesialis Ortopedi Punggung Terpercaya?

Perawatan Medis Cepat, Biaya Transparan

Buat janji untuk perawatan komprehensif untuk masalah sendi Anda!